Jumat, 30 Januari 2015


Burung Cendrawasih Burung Surga Bird Of Paradise

Burung cendrawasih burung surga (bird paradise, Jenis-jenis burung cendrawasih. cenrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis). indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies. Burung aneh yg unik, lucu, misterius mempesona, Tonton juga - https://www.youtube.com/watch?v=dblql burung cendrawasih.. Cendrawasih bird paradise - youtube, Native birds of papua the birds of paradise are members of the order passeriformes family paradisaeidae. this family of birds known for their feathers in. Burung-burung cenderawasih - wikipedia bahasa indonesia, Burung-burung cenderawasih merupakan anggota famili paradisaeidae dari ordo passeriformes. mereka ditemukan di indonesia timur, pulau-pulau selat torres, papua nugini.
Paradisebirds

2400 x 1600 · 8002 kB · jpeg, Paradisebirds
juga dengan cendrawasih biru blue bird of paradise adalah burung

320 x 213 · 23 kB · jpeg, Juga dengan cendrawasih biru blue bird of paradise adalah burung
Burung-burung cenderawasih anggota famili paradisaeidae ordo passeriformes. ditemukan indonesia timur, pulau-pulau selat torres, papua nugini. Begitu indahnya burung cendrawasih, diberi gelar burung surga - genus paradisaea. alasannya, bulunya cantik bidadari turun . Strelitzia / ɛ ˈ ɪ ə / genus species perennial plants, native south africa. belongs plant family strelitziaceae. . The birds paradise group birds tropical rainforests south east asia, jungles indonesia, papua guinea . Amatlah jarang memiliki burung cenderawasih. kerana burung bukanlah berasal bumi . umum mengetahui bahawa burung cenderawasih . Amatlah jarang memiliki burung cenderawasih . kerana burung bukanlah berasal bumi . umum mengetahui bahawa burung cenderawasih . The lesser bird paradise dikenali nama cendrawasih kuning kecil. burung berukuran sederhana panjang sekitar 32 cm, berwarna merah.

burung kakak tua

Jenis - jenis burung kakak tua di Indonesia



Ciri khas yang membedakan burung kakatua dengan burung paruh bengkok lainnya adalah bulu jambul atau mahkota di ubun-ubun kepalanya.  Bulu jambul ini dapat ditegakkan  jika burung kakatua merasa terkejut, gembira atau ketakutan.  Warna bulu jambul sangat bervariasi.  Warna putih pada kakatua putih besar jambul putih (Cacatua alba), warna kuning pada kakatua putih besar jambul kuning (Cacatua galerita) dan kakatua putih kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), warna jingga pada kakatua putih kecil jambul jingga (Cacatua sulphurea citrinocristata), warna merah muda pada kakatua maluku (Cacatua moluccensis) dan warna hitam pada kakatua raja (Probosciger aterrimus).


Bentuk jambulnya cukup bervariasi juga.  Berbentuk payung mengembang pada kakatua putih besar jambul putih, berbentuk rumbai-rumbai pada kakatua raja, berbentuk kucir pada kakatua putih besar jambul kuning dan kakatua putih kecil jambul kuning.

Di Indonesia hanya dikenal 3 warna, yaitu putih, merah muda dan hitam. Semua jenis kakatua mempunyai warna bulu jambul yang sesuai dengan warna bulu tubuhnya.  Ada perkecualian pada kakatua putih besar jambul kuning, kakatua putih kecil jambul kuning dan kakatua putih kecil jambul jingga.

Burung ini mempunyai paruh yang bengkok dan kuat sehingga sering disebut juga burung paruh bengkok.   Bentuk kakinya juga mempunyai susunan jari kaki yang bersilangan.  Susunan jari kakinya yaitu dua jari mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang.  Dengan begitu burung kakatua dapat memegang, menggenggam dan memanjat.  Lidahnya menyerupai kubus, bersifat lentur sehingga lidahnya dapat meraba-raba pakan yang sedang dimakannya.

Keistimewaan lainnya adalah adanya bedak di bulu tubuhnya untuk melindungi bulunya dari air.

KERAGAMAN JENIS KAKATUA
  • Kakatua putih besar jambul putih (Cacatua alba)
Ciri Ciri : ukuran tubuh sekitar 45 cm, seluruh bulu tubuh dan jambulnya berwarna putih.  Penyebarannya meliputi Kepulauan Maluku bagian tengah dan utara, yaitu P. Obi, P. Bacan, P. Halmahera, P. Ternate dan P. Tidore
  • Kakatua  jambul kuning (Cacatua galerita)
Ciri-ciri : ukuran tubuh sekitar 45 cm, bulu tubuhnya berwarna putih dengan jambul berwarna kuning.  Penyebarannya meliputi daerah Kepulauan Maluku, Irian Jaya sampai Australia.  Jenis ini mempunyai 4 ras (anak jenis).  Di Indonesia hanya ada 2 anak jenis yaitu Cacatua galerita eleonora dan Cacatua galerita triton.  Dua anak jenis lainnya yaitu Cacatua galerita galerita di Australia dan Cacatua galerita fitzroyi di Australia bagian utara.  Ciri khas Cacatua galerita yang ada di Indonesia adalah :

Cacatua galerita eleonora : Jenis ini disebut juga kakatua jambul kuning ukuran medium atau sedang.  Ciri khas lain adalah kelopak matanya berwarna putih.  Penyebarannya meliputi daerah sekitar P. Aru.
Cacatua galerita triton : Jenis ini disebut juga kakatua jambul kuning ukuran besar.  Ukuran tubuhnya lebih besar daripada Cacatua galerita eleonora. Bedanya dengan Cacatua galerita eleonora adalah kelopak mata Cacatua galerita triton berwarna biru muda.  Penyebarannya sekitar Irian Jaya.
  • Kakatua rawa atau kakatua goffini (Cacatua goffini)
Ukuran tubuhnya 29 cm.  Bulu tubuh dan jambulnya berwarna putih dengan bercak merah di sekitar bulu paruh.  Penyebarannya di sekitar P. Tanimbar
  • Kakatua sanguinea (Cacatua pastinator atau Cacatua sanguinea)
Ukuran tubuhnya 38 cm.  Bulu tubuh dan jambulnya berwarna putih.  Kelopak matanya agak lebar dan berwarna biru.  Jenis ini mempunyai 2 anak jenis yaitu Cacatua sanguinea sanguinea yang penyebarannya di sekitar Australia bagian timur, barat laut dan utara dan Cacatua sanguinea normantoni yang tersebar di sekitar Irian Jaya bagian selatan, Australia bagian utara dan Queensland.
  • Kakatua maluku (Cacatua moluccensis)
Ukuran tubuhnya 55 cm.  Bulu tubuh dan jambulnya berwarna merah muda.  Penyebarannya meliputi daerah sekitar Kepulauan Maluku bagian selatan yaitu P. Seram, P. Saparua dan P. Haruku.
  • Kakatua raja (Probosciger aterrimus)
Ukuran tubuhnya berkisar 55 – 70 cm.  Bulu tubuh dan jambulnya berwarna hitam dengan pipi berwarna merah tua.  Penyebarannya sekitar Irian Jaya dan Australia.  Jenis ini mempunyai 3 anak jenis yaitu :

Probosciger aterrimus goliath : Ukuran tubuhnya paling besar diantara ke-3 anak jenis yaitu berkisar 60 – 70 cm.  Penyebarannya meliputi daerah sekitar Irian Jaya bagian barat, daerah kepala burung dan P. Waigeo.
Probosciger aterrimus aterrimus : Ukuran tubuhnya berkisar antara 55 – 60 cm.  Penyebarannya meliputi daerah Irian Jaya bagian selatan, P. Aru sampai Australia bagian utara.
Probosciger aterrimus stenolophus : Ukuran tubuhnya hampir sama dengan Probosciger aterrimus goliath, tetapi lebar bulu jambulnya lebih sempit.  Penyebarannya meliputi sekitar Irian Jaya bagian utara dan P. Yapen.

  • Kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea)
Ukuran tubuhnya 34 cm.  Bulu tubuhnya berwarna putih sedangkan jambulnya berwarna kuning atau jingga, tergantung anak jenisnya.  Penyebarannya sekitar Nusa Tenggara, Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya.  Jenis ini mempunyai 6 ras atau anak jenis yaitu :

  1. Cacatua sulphurea sulphurea : Penyebarannya di sekitar P. Sulawesi dan P. Butung.
  2. Cacatua sulphurea jampeana : Penyebarannya di sekitar P. Jampea.
  3. Cacatua sulphurea abbotti : Penyebarannya di P. Solombo Besar.
  4. Cacatua sulphurea occidentalis : Penyebarannya di P. Lombok, P. Sumbawa dan P. Flores.
  5. Cacatua sulphurea parvula: Penyebarannya di sekitar P. Timor.
  6. Cacatua sulphurea citrinocristata : Penyebarannya di P. Sumba. 


Jenis burung elang

Jenis-jenis Burung Elang

Elang Hitam
Dinamai demikian ialah karena warna bulu Hewan Peliharaan ini yang seluruhnya berwarna hitam, meski ada pula beberapa jenis elang yang lain yang juga berwarna hitam. Burung yang berukuran besar, dengan panjang (dari paruh hingga ujung ekor) sekitar 70 cm. Sayap dan ekornya panjang, sehingga burung ini tampak sangat besar bilamana terbang. Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali kaki dan sera (pangkal paruh) yang berwarna kuning. Sebetulnya terdapat pola pucat di pangkal bulu-bulu primer pada sayap dan garis-garis samar di ekor yang bisa terlihat ketika burung ini terbang melayang namun umumnya tak begitu mudah teramati.

Sayap terbentang lurus, sedikit membentuk huruf V, dengan pangkal sayap lebih sempit daripada di tengahnya, serta bulu primer yang terdalam membengkok khas, membedakannya dari elang brontok (Spizaetus cirrhatus) bentuk yang hitam. Elang hitam juga sering terbang perlahan, rendah dekat kanopi (atap tajuk) hutan. Terdapat 2 pose terbang, saat gliding (meluncur) dan soaring (mengintai). Saat gliding bulu paling ujung menekuk kedalam, dan saat soaring bulu ini terbentang dan terlihat menyamping.


Penyebaran dan Kebiasaan

Elang hitam menyebar luas mulai dari India, Sri Lanka hingga Asia Tenggara, Sunda Besar, Sulawesi dan Maluku. Burung ini hidup memencar di dataran rendah, hutan perbukitan hingga wilayah yang bergunung-gunung pada ketinggian sekitar 1.400 m (di Jawa hingga sekitar 3.000 m) dpl. Memangsa aneka jenis mamalia kecil, kadal, burung dan terutama telur, elang hitam dikenal sebagai burung perampok sarang. Melayang indah, burung ini kerap teramati terbang berpasangan di sisi bukit atau lereng gunung yang berhutan. Dengan tangkas dan mudah elang ini terbang keluar masuk dan di sela-sela tajuk pepohonan. Cakarnya yang tajam terspesialisasi untuk menyambar dan mencengkeram mangsanya dengan efektif.

Sarang berukuran besar terbuat dari ranting-ranting dan dedaunan yang tersusun tebal, diletakkan pada cabang pohon yang tinggi di hutan yang lebat. Bertelur satu atau dua butir, bulat oval, sekitar 65 x 51 mm, berwarna kuning tua bernoda coklat kemerahan. Di Jawa berbiak pada sekitar bulan Mei.

Elang Brontok
Elang Brontok dinamai demikian kemungkinan karena Hewan Peliharaan ini memiliki warna yang berbercak-bercak (pada bentuk yang berwarna terang). Namanya dalam bahasa Inggris adalah Changeable Hawk-eagle karena warnanya yang sangat bervariasi dan berubah-ubah, sedangkan nama ilmiahnya ialah Spizaetus cirrhatus.

Elang brontok berbiak di wilayah yang luas, mulai dari kawasan Asia selatan di India dan Sri Lanka, tepi tenggara Himalaya, terus ke timur dan selatan melintasi Asia Tenggara hingga ke Indonesia dan Filipina.

Ekologi dan Kebiasaan
Elang brontok hanya berpasangan di musim berbiak, dan di luar waktu-waktu tersebut sering ditemukan menjelajah sendirian di hutan-hutan terbuka, sabana dan padang rumput. Burung ini menyukai berburu di tempat terbuka dan menyerang mangsanya yang berupa reptil, burung atau mamalia kecil dari tempatnya bertengger di pohon kering atau dari udara. Tidak jarang burung ini merampok kawanan ayam di pedesaan.
Di Indonesia, burung ini didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Sarangnya berukuran besar, dibuat dari ranting-ranting pohon dan dedaunan di pohon yang tinggi. Telur satu butir (jarang dua) berwarna putih dengan bintik kemerah-merahan. Di Jawa, elang brontok bersarang antara bulan April sampai sekitar Agustus atau Oktober.

Elang Jawa
Elang Jawa atau dalam nama ilmiahnya Nisaetus bartelsi adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.

Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar.

Iris mata kuning atau kecoklatan; paruh kehitaman; sera (daging di pangkal paruh) kekuningan; kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis. Ketika terbang, elang Jawa serupa dengan elang brontok (Nisaetus cirrhatus) bentuk terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil.

Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.

Penyebaran,ekologi dan konservasi
Elang Jawa, Kebun Binatang Bandung

Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng.

Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 m dpl.

Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai, meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia. Agaknya burung ini sangat tergantung pada keberadaan hutan primer sebagai tempat hidupnya. Walaupun ditemukan elang yang menggunakan hutan sekunder sebagai tempat berburu dan bersarang, akan tetapi letaknya berdekatan dengan hutan primer yang luas.

Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis reptil, burung-burung sejenis walik, punai, dan bahkan ayam kampung. Juga mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing, kalong, musang, sampai dengan anak monyet.

Masa bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni. Sarang berupa tumpukan ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi 20-30 di atas tanah. Telur berjumlah satu butir dierami selama kurang lebih 47 hari.

Pohon sarang merupakan jenis-jenis pohon hutan yang tinggi, seperti rasamala (Altingia excelsa), pasang (Lithocarpus dan Quercus), tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii), dan ki sireum (Eugenia clavimyrtus). Tidak selalu jauh berada di dalam hutan, ada pula sarang-sarang yang ditemukan hanya sejarak 200-300 m dari tempat rekreasi.

Di habitatnya, elang Jawa menyebar jarang-jarang. Sehingga meskipun luas daerah agihannya, total jumlahnya hanya sekitar 137-188 pasang burung, atau perkiraan jumlah individu elang ini berkisar antara 600-1.000 ekor. Populasi yang kecil ini menghadapi ancaman besar terhadap kelestariannya, yang disebabkan oleh kehilangan habitat dan eksploitasi jenis. Pembalakan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian telah menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa. Dalam pada itu, elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai Hewan Peliharaan. Karena kelangkaannya, memelihara burung ini seolah menjadi kebanggaan tersendiri, dan pada gilirannya menjadikan harga burung ini melambung tinggi.

Mempertimbangkan kecilnya populasi, wilayah agihannya yang terbatas dan tekanan tinggi yang dihadapi itu, organisasi konservasi dunia IUCN memasukkan elang Jawa ke dalam status EN (Endangered, terancam kepunahan). Demikian pula, Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang.

Catatan taksonomis
Sesungguhnya keberadaan elang Jawa telah diketahui sejak sedini tahun 1820, tatkala van Hasselt dan Kuhl mengoleksi dua spesimen burung ini dari kawasan Gunung Salak untuk Museum Leiden, Negeri Belanda. Akan tetapi pada masa itu hingga akhir abad-19, spesimen-spesimen burung ini masih dianggan sebagai jenis elang brontok.

Baru di tahun 1908, atas dasar spesimen koleksi yang dibuat oleh Max Bartels dari Pasir Datar, Sukabumi pada tahun 1907, seorang pakar burung di Negeri Jerman, O. Finsch, mengenalinya sebagai takson yang baru. Ia mengiranya sebagai anak jenis dari Spizaetus kelaarti, sejenis elang yang ada di Sri Lanka. Sampai kemudian pada tahun 1924, Prof. Stresemann memberi nama takson baru tersebut dengan epitet spesifik bartelsi, untuk menghormati Max Bartels di atas, dan memasukkannya sebagai jenis elang gunung Spizaetus nipalensis.


Demikianlah, burung ini kemudian dikenal dunia dengan nama ilmiah Spizaetus nipalensis bartelsi, hingga akhirnya pada tahun 1953 D. Amadon mengusulkan untuk menaikkan peringkatnya dan mendudukkannya ke dalam jenis yang tersendiri, Spizaetus bartelsi.

Jumat, 23 Januari 2015

jenis-jenis burung hantu


jenis burung hantu


yang umum dipelihara oleh para pecinta BOP. Dan berdasarkan tingkat kesulitan pemeliharaannya, ada beberapa tingkat dalam memelihara burung hantu. Tingkat kesulitan dalam memelihara burung hantu tersebut didasarkan pada kesulitan burung hantu yang dipelihara. 

Berdasarkan tingkat kesulitannya, ada tiga tingkat kesulitan dalam memelihara owlalias memelihara burung hantu, yaitu tingkat pemula untuk burung hantu yang paling mudah dipelihara, tingkat pertengahan untuk burung hantu yang relatif sedikit lebih menantang, dan tingkat lanjut untuk burung hantu yang susah dipelihara serta memiliki tingkat stress yang lebih tinggi. 

Berikut adalah beberapa kelas kesulitan dalam memelihara burung hantu. 
  • Pemeliharaan burung hantu tingkat pemula (beginner, mudah dipelihara)
  • Jenis burung hantu yang pas untuk dipelihara oleh pemula adalah jenis Javan Scoop Owl (otus sp) atau celepuk dan jenis owl berpostur kecil lainnya.
    burung hantu celepuk, jenis burung hantu yang paling mudah dipelihara
    Burung hantu celepuk
    Image taken from digdeep1962.blogspot.com Bisa dikatakan, burung hantu celepuk adalah jenis burung hantu yang paling mudah dipelihara. Hal utama yang harus diperhatikan dalam memelihara celepuk adalah jangan sampai telat memberi makan dan minum. Untuk lebih jelasnya, anda bisa membaca artikel tentang cara memelihara celepuk.
    Jenis burung hantu lain yang termasuk dalam kelas mudah memeliharanya adalah burung hantu jenis Javan Owlet (glaucidium clastanopterum) dan burung hantu jenis Oriental Bay Owl (phodilus badius).
    burung hantu javan owlet, jenis burung hantu yang mudah dipelihara
    Burung hantu jenis javan owlet
    Image taken from jemberfalconry.blogspot.com
    burung hantu oriental bay owl, jenis burung hantu yang mudah dipelihara
    Burung hantu jenis oriental bay owl
    Image taken from kaskus.co.id Secara prinsip, cara memelihara burung hantu javan owlet dan cara memelihara oriental bay owl hampir sama dengan cara memelihara celepuk.
  • Pemeliharaan burung hantu tingkat pertengahan (medium)
  • Tingkat selanjutnya dalam artikel tingkat kesulitan dalam memelihara burung hantu ini adalah tingkat pertengahan atau tingkat medium. Artinya, burung hantu yang termasuk ke dalam klasifikasi ini termasuk mudah dalam dipelihara namun tetap harus diperhatikan dalam beberapa halnya. Sedikit saja anda lengah, maka burung hantu yang anda pelihara akan mati. Jenis burung hantu yang masuk ke dalam kategori pertengahan dalam segi perawatannya adalah burung hantu jenis Brown Hawk Owl (Ninox Scutulata) dan burung hantu jenis Barn Owl (Tyto Alba).
    burung hantu brown hawk owl, jenis burung hantu yang relatif lebih susah dipelihara
    Burung hantu jenis brown hawk owl.
    Image taken from owlpages.com
    burung hantu barn owl, jenis burung hantu yang relatif lebih susah dipelihara
    Burung hantu jenis barn owl.
    Image taken from wikipedia.org Cara memelihara burung hantu barn owlpernah saya tulis di artikel cara memelihara barn owl.
  • Pemeliharaan burung hantu tingkat mahir (advanced)
  • Bagi anda yang baru pertama kali memelihara burung hantu, sebaiknya jangan memelihara burung hantu jenis berikut ini. Tingkat stress yang tinggi, penanganan yang tidak boleh dilakukan sembarangan, dan kesehatan burung hantu yang harus selalu dicek membuat burung hantu jenis Buffy Fish Owl (ketupa ketupu), burung hantu jenis Spotted Wood Owl (Strix Seleputo), dan burung hantu jenis Barred Eagle Owl (Bubo Sumatranus) tidak mudah dipelihara oleh pemula.
    burung hantu buffy fish owl, jenis burung hantu yang susah dipelihara
    Burung hantu jenis buffy fish owl.
    Image taken from owlpages.com
    burung hantu spotted wood owl, jenis burung hantu yang sulit dipelihara
    Burung hantu jenis spotted wood owl atau sering disebut strix sekeouto.
    Image taken from naturecore.blogspot.com
    burung hantu barred eagle owl, jenis burung hantu yang susah dipelihara
    Image taken from andysparadise.com Hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara burung hantu tingkat mahir antara lain makanan yang harus selalu diberikan tepat waktu, ketenangan tempat, dan suhu ruangan yang terjaga. Burung hantu jenis Buffy Fish Owl sangat rentan stres, begitu pula burung hantu jenis spotted wood owl dan burung hantu jenis barred eagle owl.


Demikian adalah artikel tentang

jenis burung hantu

yang banyak dipelihara serta tingkat kesulitan dalam memelihara burung hantu. Saya berharap artikel diatas bisa membantu anda dalam memelihara burung hantu. Saran, kritik, dan komentar bisa ditulis di kolom komentar dibawah ini. Respon atas artikel ini akan segera dibalas sesegera mungkin. Terima kasih. (FS)